Lembaran Mimpi

Sabtu, 16 Oktober 2010

SNMPTN, UM-PTN, UM STAN dan tes-tes lainnya

Saya akhirnya bisa nulis ini juga. Tulisan ini buat siapa saja yg memang kebetulan membutuhkan, tidak ada paksaan untuk diikuti, saya mencoba berbagi pengalaman yang semoga saja berguna :)

Saya mau berbagi cerita tentang ujian masuk universitas.

.

.

Beberapa teman nanya, "Lif, gimana supaya sukses ujian-ujian masuk PTN?"

Sebenernya saya jg bingung mau jawab apa wong PMDK saya aja ditolak sama UI dan ITS (makasih ya udah ditolak :p) jadi saya cuma bisa ngasih gambaran buat tes-tes yg bentuknya emang tes tertulis.

.

Ayo to the point! Jadi gini temen-temen, Univ (universitas) itu semuanya nyari orang yang cerdas buat jadi mahasiswa mereka, para rektor-rektor tuh nyari orang-orang yg siap untuk jadi pembelajar, jadi definisi cerdas disini kalo menurut saya adalah orang yang memang mau dan mampu belajar hal-hal baru yang nantinya akan relatif lebih sulit daripada materi di SMA. Univ itu ga nyari orang-orang yang cuma pinter ngakalin soal, yang cuma bisa make rumus cepet buat ngerjain soal SNMPTN ataupun ujian masuk lainnya.

.

Ada cerita menarik di kampus saya. Di ITB, para dosen amat meng-appreciate mahasiswa yg bisa masuk ke ITB tanpa bimbel (tanpa ada maksud menyalahkan bimbel loh, saya jg ikut bimbel soalnya, hhaa), karena ternyata 10% mahasiswa baru drop out setiap tahunnya karena ga kuat mengikuti persaingan akademis disini, dan berdasarkan pengamatan di sana, mereka yg DO adalah mahasiswa yg masuk karena 'ngakalin' soal, yang cuma make rumus cepet tanpa tau kenapa rumus itu ada.

.

Kalo mau dianalogikan, orang cerdas dan orang pintar versi saya ini, kita bisa make bak air.

Orang pintar, bak airnya terisi dengan banyak air tapi sudah hampir mencapai batas volume maksimumnya sehingga ga bisa diisi lagi.

Sebaliknya orang cerdas, bak airnya walaupun tidak terlalu banyak air didalamnya tapi masih memiliki banyak ruang kosong untuk diisi dengan air-air baru.

Tentu saja, setiap orang memiliki kapasitas 'bak air' yang berbeda-beda. Tapi bukan berarti kita ga bisa meningkatkan kapasitas kita.

.

Nah kalo emang mau sukses di ujian2 masuk, kita harus sesuai dengan apa yg dibutuhkan oleh para profesor2 yg jadi rektor dsana, kita harus jadi roang cerdas, yang siap belajar hal-hal baru. Saat ini, univ-univ udah punya alat untuk menentukan seseorang cerdas atau tidak contohnya adalah psikotes atau tes potensi akademik (TPA).

Dari semua tes yang saya ikuti (UI, STAN, SNMPTN bahkan untuk ke UKM-univ di Malaysia), semuanya menguji seberapa cerdas kita. Soal UMB untuk UI sangat mengandalkan logika kita yang bahkan kalo menurut saya tidak terlalu butuh teori pelajaran. STAN dan SNMPTN juga dengan soal TPA yg bergitu banyaknya. Dan psikotes untuk UKM. Sayangnya tentang TPA ini jarang sekali dipelajari di sekolah.


Ada dua tips dari saya untuk hal ini.

Pertama, perbanyak belajar tentang TPA ataupun psikotes (untuk selanjutnya di singkat TPA saja), karena seperti kta saya tadi, kecerdasan kita bisa ditingkatkan. Coba pelajari apa itu silogisme, deduktif induktif, hitung-hitungan dasar, deret-deret, kemampuan spasial, dan lainnya. Kalo saya pribadi amat sangat mengajurkan belajar tentang TPA dari zenius (ttg zenius bisa langsung nanya ke saya aja).


Kedua, untuk masalah soal-soal yg memang materi SMA kita. Satu hal yg ingin saya tekankan, mari kita PAHAMI apa yang sebenarnya yang kita pelajari!

Banyak dari kita yg belajar hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban (termasuk saya mungkin, yg belakang saya dapat efek negatifnya di ITB), kita hanya belajar untuk ujian saja, yang nantinya kita hanya belajar hal-hal yang nantinya diujiankan saja. Kita tidak berusaha untuk memahami apa yg kita pelajari, padahal para orang-orang hebat yg menyusun kurikulum kita di diknas sangat berharap kita mengerti dan memahami apa yg kita pelajari.

Kenapa saya sangat menekankan di poin ini? Karena ternyata soal-sola untuk masuk universitas tidak akan sesederhana soal UN yg notabene berbasis evaluasi dimana akan meluluskan orang-orang yg mengikutinya. SNMPTN ataupun UM PTN yang lain (untuk selanjutnya saya gunakan UMPTN saja) adalah tes berbasis seleksi dimana nantinya akan terjaring orang-orang yg memang mampu untuk mengerjakannya. Oleh karena itulah soal-soal UMPTN dibuat lebih sulit dari soal-soal evaluasi. Soal UMPTN biasanya butuh pemahaman lebih untuk bisa mengerjakannya. Dan disinilah kenapa saya menekankan kenapa kita harus memahami betul apa yang kita pelajari karena jika hanya sekedar tau saja kemungkinan kita tidak lulus besar sekali.

.

Sob, kita masih punya waktu beberapa bulan lagi, mari kita gunakan sebaik-baiknya buat belajar. Mari kita mulai serius dengan sekolah kita, kita kurangi waktu bermain kita, kita coba untuk nambah jadwal belajar kita. Karena kalo manurut saya, kalo kita hanya berusaha seperti orang-orang pada umumnya maka kita akan bersama orang-orang yg pada umumnya tidak lolos UMPTN. Ingat hanya 20% siswa SMA yg akhirnya bisa jadi Mahasiswa di PTN.

Mari berjuang! Kita tunjukan ke orang tua kita bahwa kita bisa lakukan yang terbaik!

"Karena sesungguhnya tidak ada keringat yang tidak dibayar"

.

Semoga berguna :)

.

.

0.05 WIB

Bandung, 171010

2 komentar:

  1. sipp...makasih akh....
    moga 1,5 taun lg na bisa kuliah n' di permudah... kaya antum

    BalasHapus
  2. sipp akh.... syukron...
    jangan lupa do'ain na yah.. biar pas lulus nanti bisa langsung kuliah n' di permudah kaya antum
    amien

    BalasHapus