Lembaran Mimpi

Selasa, 31 Mei 2011

SAYA DAN TEC ITB

Perkenalakan nama saya Muhammad Alifa Farhan, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung. Dalam kartu nama saya, saya menuliskan bahwa saya seorang pelajar, blogger, public speaker dan juga enterpreneur.

Sejak duduk di kursi SMP, saya sudah berkecipung di dunia bisnis, dimulai dari membantu ibu menjual kue, menjual CD musik, hingga menjual CD pembelajaran yang omsetnya dalam 1 bulan mencapai 15 juta.

Saya bergabung di Techo Entrepreneur Club ITB adalah karena memang Entrepreneur adalah passion saya. Saya senang berkecipung di dunia bisnis. Saya senang berdagang dan saya pikir untuk berkembang di bidang ini, saya tidak bisa sendiri. Saya butuh komunitas tempat berkumpul mahasiswa-mahasiswa yang memiliki passion yang sama di bidang bisnis. Dan TEC adalah jawabannya.

Apa yang saya harapkan dengan bergabung dengan TEC? Saya menyadari bahwa bisnis bukanlah dunia yang hanya dimulai dengan modal nekat. Ada ilmu yang harus dikuasai dan harus dipelajari. Ilmu inilah yang saya harapkan saya dapatkan di TEC.

Networking juga salah satu unsur penting di dunia bisnis. Oleh karena itulah saya butuh komunitas tempat saya berbagi ide tentang bisnis. Saya butuh lingkungan yang mungkin nanti, sepuluh hingga dua puluh tahun lagi melahirkan entrepreneur-entrepreneur pembangun bangsa. Dan lingkungan ini saya temukan di TEC.

You get what you give adalah salah satu prinsip hidup saya. Saya akan mendapatkan apa yang saya berikan. Jika saya sudah begitu banyak berharap pada TEC tetapi saya tidak memberikan apa-apa, maka dapat dipastikan saya juga tidak akan mendapatkan apa-apa. Inilah motivasi saya kenapa ingin menjadi salah satu pengurus. Saya ingin berkontribusi kepada club ini karena saya yakin semakin banyak saya berkontribusi, semakin banyak ilmu yang saya dapat.

Jika saya menjadi pengurus, saya ingin bergabung di divisi eksternal. Karena saya kira di divisi ini, saya bisa bertemu dengan banyak orang dan terus mengembangkan salah satu kemampuan saya yaitu public speaking. Sejak SMA, saya menyadari saya memliki kelebihan dibidang public speaking. Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya saya menjadi satu dari lima orang tim Roadshow ITB Entrepreneurship Challange 2011 yang keliling Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memperkenalkan acara IEC 2011.

Saya berharap di divisi ini, saya bisa terus mengasah kemampuan berbicara saya dengan bertemu banyak orang. Di divisi ini juga saya berharap bisa mengembangkan networking saya karena saya menyadari selain mahasiswa, saya juga harus memiliki jaringan yang baik dengan pengusaha-pengusaha yang sudah ada. Di divisi inilah saya berharap bisa bertemu dengan pengusaha-pengusaha yang sudah ada untuk sekedar berbagi ilmu ataupun menjalin hubungan bisnis.

Sebagai penerus bangsa ini, kita punya tugas besar untuk bersama-sama menyebarkan semangat berwirausaha kepada kalangan muda. Jangan sampai generasi muda saat ini terus menerus mencari pekerjaan dan bergabung dengan satu juta pengangguran yang sudah ada. Kita harus mencipatakan generasi muda yang siap menciptakan lapangan pekerjaan dan berusaha mengurangi jumlah pengangguran yang sudah ada saat ini. Untuk mengemban tugas ini TEC tidak bisa sendirian, TEC harus bersama-sama dengan komunitas lain yang memiliki basis yang sama dalam entrepreneur untuk mengemban tugas ini. Oleh karena itulah inovasi di divisi eksternal jika saya bisa bergabung adalah membuat acara yang mempertemukan TEC dengan komunitas-komunitas lain yang memiliki basis yang sama yaitu entrepreneur.

Dengan kata Techno yang dibawa di nama TEC, kita punya tanggung jawab untuk mengembangkan entrepreneur dibidang teknologi. Oleh karena itulah, saya kira perlu adanya program khusus untuk melatih bagaimana kita sebagai anggota TEC bisa mengembangkan bisnis di bidang teknologi.

Dr. Ir. Ciputra pernah mengatakan "Indonesia bisa bangkit dengan Entrepreneur, saat ini Entrepreneur kita masih 400 ribu, setidaknya kita butuh 4,4 juta Entrepreneur, jadi kita masih butuh empat juta lagi".

Semoga TEC ITB bisa jadi salah satu komunitas yang melahirkan entrepreneur baru yang nantinya bisa membangun kembali bangsa ini.

Salam.

Muhammad Alifa Farhan

16710220

Selasa, 17 Mei 2011

Apapun hasilnya..

Apapun hasilnya SNMPTN undangan satu jam lagi, bijaksanalah dalam menerimanya.

Jikalau hasilnya tidak memuaskan cobalah pahami bahwa mungkin:

· Pilihan yg kita pilih bukan lah yg terbaik bagi kita, karena sesungguhnya hanya Allah yg Maha Mengetahui apa yg terbaik bagimu.

· Mungkin pilihannya tepat, hanya saja bukan jalur SNMPTN undangan yg harus kamu lalui. Kamu harus mencoba jalur lain seperti SNMPTN tertulis.

· Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk kita dapat apa yg kita inginkan.

Sekedar berbagi cerita, saya juga pernah ikut jaur PMDK seperti ini yg hanya melihat nilai rapot dan prestasi. Tahun lalu saya daftar PPKB UI untuk jalur ilmu komunikasi. Saya sangat yakin bahwa saya akan lulus, tapi apa daya Allah berkata lain. Saya tidak lulus.

Hari itu juga jadi hari yg terburuk bagi saya. Saya down. Saya hanya menghabiskan waktu dengan menyendiri dan merenung. Hingga keesokan harinya ayah datang dari Tangerang ke Pandeglang hanya untuk menghibur saya.

Tapi dari hal ini saya belajar, bahwa mungkin ilmu komunikasi memang bukan yang terbaik bagi saya. Saya mungkin masih bisa masuk UI tapi bukan di ilmu komunikasi sampai akhirnya Allah membuktikan saya bisa masuk UI tapi bukan jurusan ilmu komunikasi.

“...Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” – Albaqarah - 216

Jadi mari kita memandang hasil yg keluar nanti dengan lebih bijaksana..

Selasa, 10 Mei 2011

Takut ga lulus?

Salah serorang berkata kepada saya "Saya takut ga lulus ka."

Saya selalu bilang ke adik-adik saya bahwa perjuangan kamu untuk masuk PTN selesai sampai bel bunyi ujian berakhir dibunyikan. Setelah itu, semua urusan Tuhan. Yang menentukan lulus atau tidaknya kita semuanya murni kehendak Tuhan dan yang perlu kita lakukan hanyalah mempersiapkan yg terbaik dan lakukan yang terbaik. Karena sesungguhnya yang Maha Mengetahui mana yg tebaik bagi kita hanyalah Tuhan.

Siapa yang menjamin universitas yang selama ini kita perjuangan adalah yang tebaik untuk masa depan kita?

Siapa yg menjamin jika nanti kita hanya diterima di pilihan kedua, masa depan kita tidak secerah jika kita kuliah di universitas pilihan pertama?

Siapa yang menjamin jika kita ternyata tidak diberi kesempatan untuk lulus maka masa depan kita akan tidak akah cerah?

Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita. Percayalah.

Lakukanlah yang terbaik, sisanya biar Tuhan yang menentukan.

TEDxBandung

Penasaran sama TEDxBandung? silahkan liat videonya :)

Nancy Margried: http://www.youtube.com/watch?v=If-BsFI-j3M
Nada Zuhaira: http://www.youtube.com/watch?v=UVJUPkKbfRE
Roby Muhamad: http://www.youtube.com/watch?v=X3TCjCZkDXU
Goris Mustaqim: http://www.youtube.com/watch?v=wID3X0mkCGo
Adew Habtsa: http://www.youtube.com/watch?v=q-bDwSCbD3w
Aat Soeratin (Tim GDN): http://www.youtube.com/watch?v=GZX25B7MT_U
Arumba Udjo: http://www.youtube.com/watch?v=-8-mRbcjBG0

Sabtu, 07 Mei 2011

Alif

Karya Rahmi Suci Ramadhani

Background: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Penulisan. Temanya yaitu menuliskan tentang profil seseorang yang menginspirasi (tetapi tidak boleh yang sudah terkenal, cakupannya teman/saudara/sahabat). Harus dikumpulkan Sabtu, 7 Mei 2011 paling lambat pukul 23.59 WIB. Menulis tidak lebih dari 3300 karakter (tanpa spasi) tetapi tidak boleh kurang dari 3000 karakter (tanpa spasi). Menulis seobjektif mungkin tentang seseorang, meminimalisasi unsur subjektivitas.


Dengan izin yang tidak dibalas oleh yang punya nama, dengan keputusan sepihak saya tetap menulis. hahaha :) ternyata sulit untuk tidak subjektif, jadi bodo amat ah.. :p



Alif


Ada beberapa "alif" yang memori otak saya simpan. Alif, huruf hijaiyah pertama. Alif, tokoh utama trilogi Negeri 5 Menara karya Achmad Fuadi. Juga Alif, nama beberapa orang teman di kampus. Tetapi ada satu "alif" yang saya paling saya ingat karena inspirasinya dalam hidup saya. Namanya Muhammad Alifa Farhan, dipanggil Alif.


Jika saya tidak salah ingat, Alif lahir di Bogor pada 3 September 1992, kurang dari setengah tahun lebih awal dari tanggal kelahiran saya. Saya tidak mengenal Alif sebelumnya sampai kami sama-sama menuntut ilmu di tanah Pandeglang, Banten. Alif berasal dari Cipondoh, Kota Tangerang dan saya berasal dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, dua daerah di Provinsi Banten yang cukup jauh jaraknya.


Lebih dari tiga tahun yang lalu pertama kali saya bertemu dengan Alif di kelas pertama kami di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School. Pada saat itu, saya dan teman-teman baru di SMA sedang berkumpul untuk memilih ketua kelas. Alif terpilih menjadi ketua kelas. Waktu itu, saya adalah salah satu dari sejumlah orang yang memberikan suara untuknya. Jika mengingat alasan saya memilih Alif sebagai ketua kelas membuat saya ingin tertawa. Alasan saya simpel saja, saya menghargai orang yang menghargai waktu dan menurut saya memakai jam tangan adalah salah satu indikator seseorang menghargai waktu. Hanya asumsi sebenarnya, tapi asumsi yang saya yakini kebenarannya. Dari tiga calon yang mengajukan diri pada saat itu, hanya Alif yang memakai jam tangan.


Alif adalah siswa yang cerdas dan aktif. Bukan hanya di bidang akademik, Alif juga pandai di bidang olahraga. Dia punya kemampuan komunikasi dan jiwa kepemimpinan yang baik. Selama dua semester duduk di kelas yang sama, Alif adalah salah satu pesaing terberat saya dalam bidang akademik. Saya masih ingat bagaimana saya dan Alif berkompetisi untuk memperoleh peringkat pertama di kelas, meskipun akhirnya kami berdua sama-sama tidak mendapatkannya. Persaingan kami tidak berakhir di situ, naik ke tahun kedua di SMA kami memasuki kelas yang berbeda. Alif memilih jurusan IPA, sementara saya memilih jurusan IPS. Alif menantang saya untuk menjadi yang terbaik di bidang kami masing-masing dan lulusan terbaik angkatan kami. Tantangan yang menjadi motivasi bagi saya. 19 Juni 2010, hari kelulusan kami dari sekolah menengah atas. Utang kami terbayar, lunas. Kami sama-sama menjadi lulusan terbaik.


Dua hal yang tidak pernah lepas dari Alif, semenjak saya mengenalnya, adalah semangat yang menggebu-gebu dan motivasi yang tinggi. Alif adalah orang yang mempunyai mimpi yang besar dan punya cara sendiri untuk mewujudkannya. Darinya saya belajar bagaimana menjadi orang yang besar dengan mimpi yang besar untuk diwujudkan. Saya belajar menuliskan apa yang saya ingin capai dan berjuang mendapatkannya. Alif yang mengajarkan saya bahwa kita harus percaya pada potensi yang kita punya, membuat mimpi setinggi dan sebesar mungkin, dan yakin kita bisa meraihnya.


Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Institut Teknologi Bandung. Alif diterima di keempat perguruan tinggi tersebut sebelum akhirnya memutuskan pilihan pada Institut Teknologi Bandung. Mahakarya dari perjuangan yang ia lakukan untuk melanjutkan pencapaian cita-citanya. Sepuluh tahun dari hari kelulusan SMA, 19 Juni 2020, adalah tantangan berikutnya, tanggal pertemuan kami untuk sama-sama membuktikan hasil perjuangan.


Hasil dari perjuangan kita sebenarnya akan dengan mudah digambarkan hanya dengan melihat seberapa besar perjuangan dan usaha kita untuk mendapatkannya. "Berapa harga yang ingin Anda bayar untuk mimpi-mimpi Anda?"

Kalimat pernah dikatakan Alif adalah alasan mengapa saya ingin menuliskan sedikit tentangnya. Karena ialah yang mengingatkan saya tentang nilai dari sebuah perjuangan. Tentang setiap tetes keringat yang akan selalu dibayar oleh Allah.|


PS: someone-in relationship-with-Alif, saya minta izin ya nulis tentang si alip hehe :p

barusan Alifnya bales sms, tapi tulisannya udah terlanjur dikirim dan dibuat hahaha

makasih ya, Alif :D

maaf kalo banyak yang ngaco


Wah luar biasa kaget pas baca tulisan ini, tapi tulisan ini menggambarkan kepada saya bagaimana orang memandang saya dari sudut pandang yang bukan diri saya. Terima kasih banyak kepada rival terbaik saya Rahmi Suci Ramadhani :)

Jumat, 06 Mei 2011

Describe yourself in a paragraph

Salah satu formulir yg harus saya isi tentang diri saya.
Saya seorang pembelajar. Saya senang belajar banyak hal terutama yang belum saya kenal. Dunia saya berkembang saat saya belajar dan terus belajar. Saya juga seorang critical thinker dan great-motivated-person. Saya terbiasa untuk menularkan semangat saya kepada sebanyak mungkin orang. Saya adalah seorang koleris-sanguinis. Selalu senang untuk memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif tapi juga tidak sabaran. Saya selalu senang berbicara, ceria dan selalu ingin tahu tapi juga terlalu sering mendominasi pembicaraan. Kelebihan dan kekurangan. Seperti halnya manusia lain, saya juga dipenuhi oleh kelebihan dan kekurangan

It’s me!

Tell us about your interest

This is my interest.*
Saya memiliki passion dibidang etrepreneurship atau kewirausahaan. Saya selalu bersemangat jika berkecimpung di dunia ini. Saya sudah memulai wirausaha sejak duduk di SMP dan terus berwirausaha untuk berbisnis hingga saat ini. Saat ini saya juga sedang mencoba untuk concern di bidang social-entreprenuer karena saya mempunyai mimpi besar untuk bisa membangun daerah saya, Banten, yang memiliki pengangguran tertinggi di Jawa untuk menjadi lebih baik dengan membina warganya untuk berwirausaha.
Saya juga sangat tertarik dengan dunia public-speaking khususnya di bidang pendidikan. Saya menyadari bahwa ilmu itu untuk dibagi dan disebarkan bukan hanya untuk diri sendiri oleh karena itu sampai saat ini saya terus berbagi ilmu ke sebanyak mungkin orang. Saat ini saya concern berbagi ilmu dengan anak-anak SMA tentang kiat-kiat sukses dalam belajar dan menghadapi ujian.

Lalu apa minat Anda?

*salah satu pertanyaan di formulir yg saya isi.


Minggu, 17 April 2011

Biz Sharing TEC (Techno Entrepreneur Club) ITB

Izinkan saya berbagi ilmu dari hasil biz sharing yang diadakan unit TEC ITB tanggal 10 April 2011. Biz sharing kali ini menghadirkan Lendonovo, seorang sosial-entrepreneur di bidang pendidikan. Beliau adalah pemilih School of Universe, sebuah sekolah alam di daerah Parung Bogor. Beliau juga adalah seorang lulusan perminyakan ITB yang luar biasanya pernah menjabat sebagai ketua himpunan dua kali di dua periode berturut-turut.

Di sesi awal beliau berbagi ilmu tentang networking dan sesi dibuka dengan sebuah pertanyaan.

"Tahukah kalian berapa sahabat Rasullah SAW?"

Saya terkejut setalah mengetahui bahwa Nabi Muhammad punya 250 sahabat. Pak Lendo mengatakan bahwa perbanyaklah sahabat karena mungkin saja sahabat kitalah yang menjadi pintu rezeki yang Allah berikan kepada kita.

Lalu bagaimana mendapat banyak sahabat? Jawabannya adalah jadilah orang yang bisa dipercaya, jadilah orang yang jujur. Karena julukan pertama yang diberikan kepada Rasullah bahkan sebelum menjadi nabi adalah "Al-Amin" (yang dipercaya).

Begitupun dengan memulai bisnis, awali bisnis dengan trust, dengan kepercayaan, dengan kejujuran.

Beliau juga menceritakan perbedaan antara social
entrepreneur dengan capital
entrepreneur. Tujuan utama capital
entrepreneur adalah bagaimana menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya sedangakan tujuan utama dari social
entrepreneur adalah bagaimana agar keuntungan bisa dirasakan sebanyak mungkin orang.

Beliau akui untuk menjadi social entrepreneur lebih sulit daripada menjadi capital entrepreneur tapi jika berhasil, manfaat yang dihasilkan berkali-kali lebih banyak dibanding menjadi seorang capital entrepreneur.

Pak Lendo juga bercerita bahwa saat ini pengangguran di Indonesia sudah sangatlah banyak dan konyolnya lagi adalah 1 juta diantaranya adalah lulusan sarjana. Hal ini miris karena menurutnya buat apa kuliah kalau pada akhirnya malah menjadi beban bagi keluarga bahkan pemerintah. Oleh karena itulah, Pak Lendo begitu menekankan ke kita untuk menciptakan lapangan pekerjaan agar bisa sebanyak mungkin pengangguran yang bisa bekerja.

Terakhir yang tekankan oleh Pak Lendo adalah tentang bagaimana sebisa mungkin kita berbisnis di bidang yang memang bakat atau passion kita. Passion inilah yang nantinya mendorong kita untuk terus berkarya di bisnis kita. Jika sesuai passion, untung ataupun rugi tidak akan masalah karena memang kita akan senang menjalankannya.

Bagaimana kita mengetahui apakah passion kita atau apakah bakat kita? Beliau bilang bahwa ada 4 kunci kita bisa dibilang berbakat atau passion di suatu bidang, yaitu enjoy, easy, excellent, dan earn. Senang melakukannya, mudah menjalankannya, bagus hasilnya dan bisa menghasilkan sesuatu.

Semoga bermanfaat :)

Rabu, 06 April 2011

Untuk Banten yang lebih baik!

Sekitar beberapa minggu yang lalu saya mengikuti sebuah acara yang benar-benar mengispirasi di Saung Angklung Udjo, TEDx Bandung. Ada sekitar 7 speaker yg menyampaika ide mereka. 7 Ide mereka sungguhlah ide yg begitu inspirasional.

Salah satu pembicara yg begitu menggerakan saya adalah Goris Mustaqim. Beliau adalah social entrepreneur yang membangun Asgar Muda, sebuah yayasan yang tujuan utamanya adalah membangun Garut. Beliau mengatakan bahwa ada sebuah fakta yg cukup miris dimana saat ini begitu banyak pemuda yang penuh potensi bukannya berkarya untuk membangun desanya malah berlomba-lomba menuju kota besar. Banyak sarjana-sarjana muda yang sebenarya berasal dari desa lebih senang ke Jakarta daripada kembali ke desa. Padahal beliau berpendapat bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia bukan lah kita harus banyak membangun kota-kota metropolitan, melainkan untuk membangun Indonesia adalah dengan membangun desa demi desa yang ada di Indonesia.

Dengan Asgar Muda-nya, Kang Goris mencoba berbagai kegiatan dalam berbagai pendidikan diantaranya pendidikan untuk membentuk karakter pemuda Garut, kegiatan-kegiatan youth entrepreneurship untuk membangun semangat wirausaha untuk para pemuda sampai pembentukan lembaga microfinace untuk membantu perekonomian usaha-usaha kecil dan menengah di sana.

Salah satu slide menarik yang ditampilkan oleh Kang Goris adalah slide yang menampilkan peta Indonesia dalam dua warna. Merah dan kuning. Kuning untuk daerah-daerah perkembangan daerahnya atau ekonominya cukup baik. Sebaliknya warna merah adalah untuk daerah yang perkembangan daerah yang cukup tertinggal. Dari peta yang ditampilkan ini terlihat sekali ada ketimpangan sosial antara daerah timur dan barat. Hampir semua daerah di timur berwarna merah sedangkan di barat khususnya Jawa berwarna kuning. Disini diperlihatkan betapa timpangannya perkembangan bangsa kita jika kita hanya berfokus pada membangun kota-kota besar di Indonesia, padahal Indonesia terbentuk dari desa demi desa bukanlah kota-kota besar yang hanya ada beberapa di Indonesia.

Satu hal yang menyentak saya adalah seluruh pulau jawa berwarna kuning kecuali satu daerah kecil di ujung barat pulau ini, Pandeglang dan Lebak. Padahal ironisnya jarak antara Jakarta-Pandeglang jauh lebih dekat daripada Jakarta-Bandung, tapi perkembangan Bandung jauh meninggalkan Pandeglang.

Inilah yang begitu membuka pemikiran saya, kenapa Kang Goris saja bisa membangun Garut dengan Asgar Muda-nya, kenapa saya tidak bisa membangun Banten? Saya punya begitu banyak teman-teman yang berasal dari Banten dan mereka begitu potensial untuk ikut serta membangun Banten. Hanya saja satu kekurangan kita adalah kurangnya rasa kepemilikan kita akan Banten, kita tidak memiliki kesadaran bahwa setelah kita lulus nanti harus bagi kita untuk kembali ke Banten dan berkontribusi untuk pembangunan Banten.

Saya bukan orang asli Banten, saya lahir di Bogor dan orang tua saya keturunan Bogor, tapi sejak kecil saya sudah tinggal di Tangerang dan selama 3 tahun saya hidup di bawah kaki Gunung Karang Pandeglang. Saya memiliki ikatan batin dengan Pandeglang betapa daerah yang dulu setiap hari saya menghirup udara segarnya adalah salah satu daerah tertinggal di Indonesia. Saya sadar bahwa Banten adalah milik saya dan adalah kewajiban bagi saya untuk membangun Banten!

Lalu apa yang bisa lakukan saat ini?

Saya ingin menanamkan kepada teman-teman mahasiswa Banten bahwa kita adalah orang Banten, mengajak ke sebanyak mungkin orang untuk sama-sama memiliki rasa kepemilikan akan Banten dan sama-sama menyadari bahwa kita harus berkontribusi untuk membangun Banten. Bisa kita bayangkan jika semua pemuda asal Banten yang saat ini merantau mencari ilmu, nanti saat lulus kembali ke Banten dengan semangat membangun Banten. Akan ada berapa ribu sarjana muda yang bersama-sama membangun Banten untuk menjadi lebih baik!

UNTUK BANTEN YANG LEBIH BAIK!


 

Bandung. 070411.

Muhammad Alifa Farhan

Mahasiswa Banten ITB

Rabu, 16 Februari 2011

Jakarta dari Sudut Pandang Saya..

Sebenarnya tidak terlalu sering bagi saya untuk bisa berkunjung ke Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Tapi saya selalu menikmati kerumitan yang terjadi di Jakarta.

1 Februari 2011 - Saya mengorbankan kuliah hari itu untuk mengisi acara tentang IEC di President University. Setelahnya dari Bekasi saya langsung menuju Jakarta untuk bertemu staf dari Kementrian Perekonomian yang juga masih berhubungan dengan IEC.

Pergi ke Jakarta saat itu sungguh tanpa persiapan, saya hanya sendirian dan tanpa tahu sebenarnya dimana letak gedung yang saya tuju. Tapi saya sungguh menikmati perjalanan saat itu, saya hanya berjalan kemana saya bisa berjalan, bertanya kemana arah gedung yang saya tuju, sampai berbagi cerita dengan supir taksi yang menceritakan kehidupan anak pertamanya.

Setelah urusan selesai, saya langsung mencari jalan pulang. Letak saya saat itu di Gedung SMESCO UKM Pancoran. Karena jarak dari gedung itu ke travel yang saya pesan tidak terlalu jauh, saya memutuskan berjalan kaki.

Disinilah saya melihat kehidupan Jakarta sesungguhnya.

Saya melihat Jakarta di waktu Magrib.

Saya melihat begitu banyak lampu kendaraan yang saling berlomba-lomba mencari jalan yg malah membuat kemacetan.

Saya melihat lautan lampu kendaraan dari atas jembatan penyeberangan.

Saya mendengar nyanyian bising klakson kendaraan yang ingin segera pulang.

Saya melihat kemacetan dari sudut pandang yg berbeda.

Saya masih melihat banyak orang yg tidur di pinggir jalan beralas koran.

Saya melihat banyak penjual asongan yang menyambung hidup dengan berjualan air mineral dan rokok.

Saya melihat mata-mata lesu dari orang pinggiran yang mungkin memikirkan bagaimana kehidupan mereka esok.

Inilah kota yangg begitu didambakan oleh pemuda penuh mimpi di desa-desa.

Inilah kota yang akhirnya mematikan mimpi mereka.

Inilah Jakarta.

Rabu, 19 Januari 2011

IEC Java Tour

Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman keliling jawa selama 5 hari (18-22 Desember 2011) bersama panitia Roadshow IEC 2011. Tim kita terdiri dari Mario, Dendi, Bisma, tya dan saya. Kita akan mengunjungi 4 kota besar di Jawa Tengah dan Jawa timur yaitu Surabaya,Malang, Jogja dan Semarang. Ada tugas yang kita emban dengan berkeliling jawa ini, kita akan mengunjungi universitas-universitas di kota tersebut dan berbagi info mengenai IEC (ITB Entrepreneur Competion) 2011 dengan harapan dengan adanya Roadshow ini, jumlah peserta IEC ini akan meningkat dari tahun lalu. Sehingga dapat dikatakan kita adalah salah satu ujung tombak kelancaran acara IEC ini.

Presentasi akan kami lakukan di depan perwakilan BEM masing-masing universitas dengan harapan informasi yg kami berikan nantinya bisa menyebar ke seluruh mahasiswa di universitas tersebut.

Perjalanan kami mulai dari kampus kami Institut Teknologi Bandung. Walau ada sedikit masalah di awal pejalanan yang hampir membuat kami tertinggal kereta, perjalanan mengemban amanah promosi IEC ini tetap bisa di laksanakan. Kereta kami, Mutiara Selatan mulai meninggalkan Bandung tepat jam 5 Jumat sore yang artinya malam pertama kami akan berlangsung di kursi kereta.

Kota pertama yg kami kunjungi adalah Surabaya. Perjalanan dari Bandung menggunakan kereta bisnis itu membutuhkan waktu sekitar 14 jam untuk bisa sampai di Surabaya. Untuk saya pribadi ini adalah pertama kalinya saya menginjakan kaki di ibukota Jawa Timur ini.

Kita sampai di Surabaya sekitar jam 7 Sabtu pagi sementara jam 10 kita sudah harus berada di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Setalah sarapan dan istirahat sejenak di rumah saudara Bisma, kita langsung menuju ITS. Di ITS, kami langsung di sambut dengan hangat oleh BEM ITS dan dilanjutkan dengan presentasi yang dimulai sekitar jam 11 dengan dihadiri sekitar 20-25 orang. Salah satu peserta presentasi ini adalah Presiden Mahasiswa BEM ITS yang menyambut dengan baik sekali kedatangan kami ke Institusi mereka.

Setelah makan siang bersama BEM ITS, kami langsung menuju Malang karena sudah janji untuk presentasi di Universitas Brawijaya jam 3 sore. Perjalanan dari Surabaya ke Malang membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Ternyata sore itu Malang menyambut kami dengan guyuran hujan sehingga kami harus berlarian menuju ruang pertemuan. Presentasi kali ini tidak hanya perwakilan Universitas Brawijaya yang hadir, ada 2 universitas lain yang hadir untuk ikut mengikuti presentasi kami. Presentasi berlangsung selama 2 jam dari jam 4 hingga jam 6 sore.

Sesuai rencana, malam kedua kita akan menginap di kota apel ini. Setelah berkeliling mencari tempat tinggal yang murah dan sesuai anggaran, akhirnya kita memesan 3 kamar di Wisma Brawijaya. Malam harinya kita habiskan dengan mengelilingi sebagian Kota Malang.

Keesokan harinya, Minggu pagi yang cerah kami habiskan untuk berkeliling Universitas Brawijaya. Karena kampus kami yg relatif kecil, kami selalu terheran-heran jika berada di kampus besar seperti ITS, UB ataupun UGM nanti.

Karena sudah membuat janji untuk presentasi di BEM Universitas Gajah Mada di hari Senin, maka hari Minggu ini kita habiskan di perjalanan Malang-Jogja. Kita mulai meninggalkan Malang dengan mobil travel sekitar jam 10 pagi. Perjalanan yang kita perkirakan hanya 8 jam ternyata terlambat sampai 11 jam karena mobil yang kita tumpangi berkali-kali mogok dan harus berhenti sejenak. Kita akhirnya sampai di Jogja sekitar jam 9 malam. Malam ketiga ini kita menginap di rumah Dendi yang kebetulan berdomisili di Jogja.

Kami tidak menyianyiakan kesempatan berada di Jogja untuk berbelanja di Malioboro karena kebetulan presentasi di UGM baru akan dimulai jam 4 Senin sore. Sejak pagi kita sudah berlaga layaknya turis di jalan Malioboro tapi ternyata siang harinya hujan lebat mulai mengguyur Kota Jogja. Karena hujan cukup lebat maka kami harus menyewa taksi untuk bisa langsung menuju kampus UGM.

Ada sedikit kekecewaan sebenarnya saat presentasi di UGM karena ternyata hanya dua orang yang bisa hadir di presentasi kami. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah hujan deras yg masih mengguyur Jogja sehingga banyak peserta yang diundang tidak bisa hadir.

Malam itu juga kita langsung meninggalkan Jogja karena besok paginya harus presentasi lagi di Universitas Dipenogoro Semarang. Karena kita tidak menemukan tempat menginap di Semarang yang sesuai dengan anggaran, akhirnya kita memutuskan untuk transit di Salatiga untuk menginap di rumah salah satu panitia IEC, Lutfi.

Presentasi di Universitas Dipenogoro dimulai sekitar jam 10. Peserta yang hadir juga ternyata tidak terlalu banyak karena banyak yg berhalangan untuk hadir. Di Semarang tim kami bertambah 2 orang, Lutfi dan Monik yang kebetulan tinggal di Semarang.

Tugas kami untuk promosi IEC di empat universitas di Jawa diakhiri dengan makan siang bersama BEM Undip. Tim kami pun harus berpisah di sini, Dendi langsung menuju Jogja, Bisma ke Surabaya, Tya ke Purwekerto, Lutfi kembali ke Salatiga sementara saya dan Mario kembali ke Bandung.

Karena saya dan Mario dapat kereta malam semetara presentasi selesai sekitar pukul 2 maka saya, Mario dan Monik sebagai tuan rumah dapat kesempatan untuk berkeliling Kota Semarang dan belanja oleh-oleh sebelum meninggalkan Ibukota Jawa tengah ini, salah satu yang kami kunjungi adalah Lawang Sewu.

Kereta Semarang-Bandung pergi meninggalkan stasiun Tawang tepat pukul 9 Selasa Malam. Akhirnya perjalanan panjang kami keliling Jawa pun diakhiri dengan tidur lelap di kereta eksekutif Harina.

Sabtu, 15 Januari 2011

Kuliah

IP baru aja keluar dan ribuan mahasiswa ITB mendapatkan ganjaran dari apa yg telah kita semua perjuangkan. IP saya? Atau NR (nilai rata-rata) mungkin lebih tepatnya? Tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, hanya sekitar 3 koma. Yah, Just in the middle lah :)

.

Anyway, saya sedikit mau berbagi pikiran saya tentang dunia perkuliahan. Ini dunia baru bagi saya, dunia dengan lebih banyak pilihan dan konsekuensi.

Dulu di masa SMA, dalam pikiran saya pendidikan adalah nomor 1, saya pun terus berusaha menjadi yang terbaik di kelas maupun di sekolah akan tetapi di masa kuliah ini ada sedikit perubahan, pendidikan di kelas bukanlah segalanya. Sangat baik jika mahasiswa menghabiskan sebagian waktunya dengan belajar tapi mahasiswa lain juga boleh saja lebih menghabiskan waktunya di organisasi ataupun di dunia bisnis. Kita tidak bisa men-judge bahwa mahasiswa yg berhasil di kelas lebih baik daripada mahasiswa yang berhasil di organisasi. Tidak ada yg menjamin bahwa mahasiswa yg berprestasi di kelas dengan IP tinggi bisa lebih sukses daripada mahasiswa yg berkutat dengan bisnis dan uang. Dan tidak ada yg lebih baik karena semua adalah pilihan dan pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing.

Memang yang paling ideal adalah mahasiswa yg memiliki IP tinggi, aktif di organisasi dan sukses secara finansial. Tapi sulit sekali menemukan mahasiswa seperti walaupun bukan berarti tidak ada. Bahkan Bill Gates yg kaya raya juga drop out dari harvard. Ada kutipan yg saya suka dari Bill Gates.

"I failed in some subjects in exam, but my friend passed in all. Now he is an engineer in Microsot and I am the owner of Microsoft."

.

Lalu bagaimana dengan saya?

Saya sejak awal masuk kuliah sudah memutuskan untuk tidak menjadi akademisi, saya lebih tertarik untuk menjadi mahasiswa non-akademisi yaitu mahasiswa yg lebih banyak mengfokuskan waktunya untuk organisasi dan bisnis walaupun tetap menjaga kestabilan dunia akademis karena dari dunia akademis lah saya belajar banyak teori yg mendukung mimpi saya.

Sejak awal, cita-cita saya adalah menjadi seorang entrepreneur karena itulah saya mencari jurusan yg paling memungkinkan saya belajar dasar-dasar dalam berbisinis dan dalam bisnis kita tidak bisa hanya berpaku pada teori saja, kita juga harus bertindak dan mencoba menerapkan teori tersebut. Dan semua praktek dari teori saya, saya coba terapkan dalam dunia organisasi dan bisnis saya. Saya belajar untuk berbicara di depan orang banyak, berkomunikasi dengan baik, menyampaikan pendapat, menerima pendapat, berbagi ide, menganalisa masalah, memecahkan masalah, mempelajari kondisi lingkungan, dan yang lainnya saya pelajari di dunia non-akademis saya.

Kuliah bagi saya adalah tempat kita belajar suatu hal yg mendasari pola pikir dan perilaku kita dan tempat untuk langsung menerapkannya.

Jadi benar apa yg dikatakan bahwa hidup adalah pilihan dan inilah pilihan saya. :)


 

Bandung, 140111

22.54 WIB