Lembaran Mimpi

Rabu, 19 Januari 2011

IEC Java Tour

Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman keliling jawa selama 5 hari (18-22 Desember 2011) bersama panitia Roadshow IEC 2011. Tim kita terdiri dari Mario, Dendi, Bisma, tya dan saya. Kita akan mengunjungi 4 kota besar di Jawa Tengah dan Jawa timur yaitu Surabaya,Malang, Jogja dan Semarang. Ada tugas yang kita emban dengan berkeliling jawa ini, kita akan mengunjungi universitas-universitas di kota tersebut dan berbagi info mengenai IEC (ITB Entrepreneur Competion) 2011 dengan harapan dengan adanya Roadshow ini, jumlah peserta IEC ini akan meningkat dari tahun lalu. Sehingga dapat dikatakan kita adalah salah satu ujung tombak kelancaran acara IEC ini.

Presentasi akan kami lakukan di depan perwakilan BEM masing-masing universitas dengan harapan informasi yg kami berikan nantinya bisa menyebar ke seluruh mahasiswa di universitas tersebut.

Perjalanan kami mulai dari kampus kami Institut Teknologi Bandung. Walau ada sedikit masalah di awal pejalanan yang hampir membuat kami tertinggal kereta, perjalanan mengemban amanah promosi IEC ini tetap bisa di laksanakan. Kereta kami, Mutiara Selatan mulai meninggalkan Bandung tepat jam 5 Jumat sore yang artinya malam pertama kami akan berlangsung di kursi kereta.

Kota pertama yg kami kunjungi adalah Surabaya. Perjalanan dari Bandung menggunakan kereta bisnis itu membutuhkan waktu sekitar 14 jam untuk bisa sampai di Surabaya. Untuk saya pribadi ini adalah pertama kalinya saya menginjakan kaki di ibukota Jawa Timur ini.

Kita sampai di Surabaya sekitar jam 7 Sabtu pagi sementara jam 10 kita sudah harus berada di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Setalah sarapan dan istirahat sejenak di rumah saudara Bisma, kita langsung menuju ITS. Di ITS, kami langsung di sambut dengan hangat oleh BEM ITS dan dilanjutkan dengan presentasi yang dimulai sekitar jam 11 dengan dihadiri sekitar 20-25 orang. Salah satu peserta presentasi ini adalah Presiden Mahasiswa BEM ITS yang menyambut dengan baik sekali kedatangan kami ke Institusi mereka.

Setelah makan siang bersama BEM ITS, kami langsung menuju Malang karena sudah janji untuk presentasi di Universitas Brawijaya jam 3 sore. Perjalanan dari Surabaya ke Malang membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Ternyata sore itu Malang menyambut kami dengan guyuran hujan sehingga kami harus berlarian menuju ruang pertemuan. Presentasi kali ini tidak hanya perwakilan Universitas Brawijaya yang hadir, ada 2 universitas lain yang hadir untuk ikut mengikuti presentasi kami. Presentasi berlangsung selama 2 jam dari jam 4 hingga jam 6 sore.

Sesuai rencana, malam kedua kita akan menginap di kota apel ini. Setelah berkeliling mencari tempat tinggal yang murah dan sesuai anggaran, akhirnya kita memesan 3 kamar di Wisma Brawijaya. Malam harinya kita habiskan dengan mengelilingi sebagian Kota Malang.

Keesokan harinya, Minggu pagi yang cerah kami habiskan untuk berkeliling Universitas Brawijaya. Karena kampus kami yg relatif kecil, kami selalu terheran-heran jika berada di kampus besar seperti ITS, UB ataupun UGM nanti.

Karena sudah membuat janji untuk presentasi di BEM Universitas Gajah Mada di hari Senin, maka hari Minggu ini kita habiskan di perjalanan Malang-Jogja. Kita mulai meninggalkan Malang dengan mobil travel sekitar jam 10 pagi. Perjalanan yang kita perkirakan hanya 8 jam ternyata terlambat sampai 11 jam karena mobil yang kita tumpangi berkali-kali mogok dan harus berhenti sejenak. Kita akhirnya sampai di Jogja sekitar jam 9 malam. Malam ketiga ini kita menginap di rumah Dendi yang kebetulan berdomisili di Jogja.

Kami tidak menyianyiakan kesempatan berada di Jogja untuk berbelanja di Malioboro karena kebetulan presentasi di UGM baru akan dimulai jam 4 Senin sore. Sejak pagi kita sudah berlaga layaknya turis di jalan Malioboro tapi ternyata siang harinya hujan lebat mulai mengguyur Kota Jogja. Karena hujan cukup lebat maka kami harus menyewa taksi untuk bisa langsung menuju kampus UGM.

Ada sedikit kekecewaan sebenarnya saat presentasi di UGM karena ternyata hanya dua orang yang bisa hadir di presentasi kami. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah hujan deras yg masih mengguyur Jogja sehingga banyak peserta yang diundang tidak bisa hadir.

Malam itu juga kita langsung meninggalkan Jogja karena besok paginya harus presentasi lagi di Universitas Dipenogoro Semarang. Karena kita tidak menemukan tempat menginap di Semarang yang sesuai dengan anggaran, akhirnya kita memutuskan untuk transit di Salatiga untuk menginap di rumah salah satu panitia IEC, Lutfi.

Presentasi di Universitas Dipenogoro dimulai sekitar jam 10. Peserta yang hadir juga ternyata tidak terlalu banyak karena banyak yg berhalangan untuk hadir. Di Semarang tim kami bertambah 2 orang, Lutfi dan Monik yang kebetulan tinggal di Semarang.

Tugas kami untuk promosi IEC di empat universitas di Jawa diakhiri dengan makan siang bersama BEM Undip. Tim kami pun harus berpisah di sini, Dendi langsung menuju Jogja, Bisma ke Surabaya, Tya ke Purwekerto, Lutfi kembali ke Salatiga sementara saya dan Mario kembali ke Bandung.

Karena saya dan Mario dapat kereta malam semetara presentasi selesai sekitar pukul 2 maka saya, Mario dan Monik sebagai tuan rumah dapat kesempatan untuk berkeliling Kota Semarang dan belanja oleh-oleh sebelum meninggalkan Ibukota Jawa tengah ini, salah satu yang kami kunjungi adalah Lawang Sewu.

Kereta Semarang-Bandung pergi meninggalkan stasiun Tawang tepat pukul 9 Selasa Malam. Akhirnya perjalanan panjang kami keliling Jawa pun diakhiri dengan tidur lelap di kereta eksekutif Harina.

Sabtu, 15 Januari 2011

Kuliah

IP baru aja keluar dan ribuan mahasiswa ITB mendapatkan ganjaran dari apa yg telah kita semua perjuangkan. IP saya? Atau NR (nilai rata-rata) mungkin lebih tepatnya? Tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, hanya sekitar 3 koma. Yah, Just in the middle lah :)

.

Anyway, saya sedikit mau berbagi pikiran saya tentang dunia perkuliahan. Ini dunia baru bagi saya, dunia dengan lebih banyak pilihan dan konsekuensi.

Dulu di masa SMA, dalam pikiran saya pendidikan adalah nomor 1, saya pun terus berusaha menjadi yang terbaik di kelas maupun di sekolah akan tetapi di masa kuliah ini ada sedikit perubahan, pendidikan di kelas bukanlah segalanya. Sangat baik jika mahasiswa menghabiskan sebagian waktunya dengan belajar tapi mahasiswa lain juga boleh saja lebih menghabiskan waktunya di organisasi ataupun di dunia bisnis. Kita tidak bisa men-judge bahwa mahasiswa yg berhasil di kelas lebih baik daripada mahasiswa yang berhasil di organisasi. Tidak ada yg menjamin bahwa mahasiswa yg berprestasi di kelas dengan IP tinggi bisa lebih sukses daripada mahasiswa yg berkutat dengan bisnis dan uang. Dan tidak ada yg lebih baik karena semua adalah pilihan dan pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing.

Memang yang paling ideal adalah mahasiswa yg memiliki IP tinggi, aktif di organisasi dan sukses secara finansial. Tapi sulit sekali menemukan mahasiswa seperti walaupun bukan berarti tidak ada. Bahkan Bill Gates yg kaya raya juga drop out dari harvard. Ada kutipan yg saya suka dari Bill Gates.

"I failed in some subjects in exam, but my friend passed in all. Now he is an engineer in Microsot and I am the owner of Microsoft."

.

Lalu bagaimana dengan saya?

Saya sejak awal masuk kuliah sudah memutuskan untuk tidak menjadi akademisi, saya lebih tertarik untuk menjadi mahasiswa non-akademisi yaitu mahasiswa yg lebih banyak mengfokuskan waktunya untuk organisasi dan bisnis walaupun tetap menjaga kestabilan dunia akademis karena dari dunia akademis lah saya belajar banyak teori yg mendukung mimpi saya.

Sejak awal, cita-cita saya adalah menjadi seorang entrepreneur karena itulah saya mencari jurusan yg paling memungkinkan saya belajar dasar-dasar dalam berbisinis dan dalam bisnis kita tidak bisa hanya berpaku pada teori saja, kita juga harus bertindak dan mencoba menerapkan teori tersebut. Dan semua praktek dari teori saya, saya coba terapkan dalam dunia organisasi dan bisnis saya. Saya belajar untuk berbicara di depan orang banyak, berkomunikasi dengan baik, menyampaikan pendapat, menerima pendapat, berbagi ide, menganalisa masalah, memecahkan masalah, mempelajari kondisi lingkungan, dan yang lainnya saya pelajari di dunia non-akademis saya.

Kuliah bagi saya adalah tempat kita belajar suatu hal yg mendasari pola pikir dan perilaku kita dan tempat untuk langsung menerapkannya.

Jadi benar apa yg dikatakan bahwa hidup adalah pilihan dan inilah pilihan saya. :)


 

Bandung, 140111

22.54 WIB