Lembaran Mimpi

Jumat, 27 November 2009

My Destination

Well kawan, dah lama juga nih ga ngeblog. Banyak sih alesannya, mulai sibuk lomba sampai 3 minggu berturut Ujian di sekolah.

Okay, alif mo coba ngebahas salah satu masalah yang baru az alif hadapi.

.

.

"Liph, lo mo kuliah dmana?"

Pertanyaan sederhana, tapi selalu bingung untuk menjawabnya. Alif punya dua pilihan yang selalu membuat Alif bimbang, kemana Alif menitipkan masa depan alif.

UI. ITB.

Dua universitas tersohor di Indonesia. Dua-duanya memiliki kredebilitas yg tidak diragukan lagi. Dan dua-duanya berhasil membuat Alif bingung untuk memilih dimana Alif akan mengeksplorasi kemampuan Alif.

Teknik Informatika ITB.

Ilmu Komunikasi UI.

Kenapa harus dua itu? Okeh satu-satu.

Teknik Informatika ITB. Semula Alif sama sekali ga tertarik sama ITB, ini semua gara Sabda di Zenius Learningnya. Alif langsung terhipnotis untuk masuk informatika ITB. Tujuan utama Alif kalo kuliah di ITB cuma satu, mengembangkan kemampuan analitical Alif. ITB adalah lingkungan yg luar biasa buat mengembangkan kemampuan berfikir kita. Karena memang pada dasarya saat kita sudah memiliki kemampuan berfikir yang baik. Semua masalah akan terlihat lebih komprehensif.

Ilmu Komunikasi UI. Alif cinta komunikasi. Alif kira semua hal butuh komunikasi yang baik. Terkadang Ide paling cemerlang pun jika tidak di komunikasi dengan baik akan menjadi biasa-biasa saja. Begitu juga sebaliknya, ide terburuk bisa menjadi terlihat paling cemerlang jika dikomunikasikan dengan baik. Alif banyak membuat orang tertarik (Dalam arti positif), orang mengikuti Alif, terpengaruh, semua karena Alif memang mencoba menggunakan komunikasi yang baik. Lalu, kenapa UI? Alif udah ke beberapa universitas besar di indonesia yg memiliki FIKOM terkenal seperti Unpad dan UGM, tapi Alif kira Alif lebih srek di UI.

Alif luar biasa bingung saat harus memilih harus fokus dimana. Sampai akhirnya Alif bilang ke ayah.

"Ayah, Alif udah putuskan Alif akan nyoba dua-duanya. Teknik Informatika ITB dan Ilmu Komunikasi UI. Alif akan lakukan yang terbaik. Alif mau ambil IPC dan akan berjuang keras mendalami pelajaran IPS. Biar nanti Allah yang menentukan kemana Alif akan berjalan. ITB kah? UI kah? Atau malah mungkin yang terbaik untuk Alif adalah tidak kuliah terlebih dahulu."

.

.

Sampai Alif mendengar kabar bahwa sekolah Alif (CM) telah mendapat undangan PPKB UI (semacam PMDK gtu deh).

Alif mulai goyah.

Posisi Alif sendiri sangat menguntungkan (cuma 2 orang dari sekolah dan hanya 1 dari jurusan IPA). Pak Supri, guru BK pun mendukung sekali Alif ikut ini.

Konsekuensi kalo Alif ngambil program ini, Alif akan condong ke satu pilihan alif dan mau tidak mau, saat Alif ikut di program ini, Alif harus all out di sini. Dan yang paling tidak mengenakan Alif adalah harus mengambil kesempatan teman-teman alif yang sangat ingin masuk UI.

Ada yang bilang, "Lif, kamu mau masuk ITB kan? Udahlah fokus disana az, Ana percaya qo ente pasti bisa. Ada loh yang bener-bener pengen masuk UI. Coba pikirkan perasaan dia."

Ada juga yang bilang, "Ambil az Lif! Ga semua bisa kayak ente. Ambil az deh!"

Makin bingung lagi. Sementara Ayah, tempat Alif berdiskusi masalah masa depan Alif sedang puluhan ribu kilometer jauhnya dari Alif.

Faktor yang paling buat Alif bimbang adalah perasaan salah satu teman Alif yang kebetulan sangat ingin masuk UI. Yang kalo Alif ikut program ini, dia tidak akan bisa ikut lagi.

Alif juga ga mau meninggalkan mimpi Alif untuk bisa menjadi mahasiswa ITB.

Alif bener-bener bimbang.

Sampai akhirnya, Alif coba buat istikharah.

.

.

Dan ternyata Allah memang sudah menyiapkan jalan terbaik bagi hambanya.

Esoknya, setelah membuka situs officialnya, ternyata kuota buat sekolah Alif jadi buat 4 orang (2 IPA da 2 IPS). Artinya teman alif yang ingin ikut program ini juga bisa ikut serta.

Hati Alif jg akhirnya lebih mantap untuk berjuang di program ini bahkan sudah mulai berharap lebih.

.

.

Sekarang, Alif udah mulai sibuk menyiapkan arsip-arsip yang dibutuhkan.

Tapi tetep, prinsip alif. Alif akan lakukan yang terbaik. Dimana nanti Alif akan berpijak, biarlah Yang Maha Kuasa yang mengurusnya.

Karena sekali lagi, manusia hanya bisa berencana..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar