Lembaran Mimpi

Jumat, 08 Mei 2009

16 siswa. Tengah hutan. Tanpa makan. Tanpa pembimbing. 2 hari. (part II)

Well, mo nyelsain tugas yang tertunda, semoga ini bisa jadi kenangan di masa yang akan datang, hehe..

Hari kedua..

Kita bangun jam 9an (udah shlolat qo..), semua ikhwan langsung pada ngumpul di JACKO (Jamil Community) ROOM buat menikmati hasil pembajakan film dari Ultra disc. Semua berlancar sampai Faizal datang dengan sebuah plastic besar, berisi makanan yang dibeli di maja, emang luar biasa sang PJ kita ini, dia udah bangun pagi2 (gak pagi2 amat sih setengah 7 lah, tapi jelas kita belum pada bangun, hehe..) Cuma buat beli sarapan buat kita, padahal mungkin dia tidur az jam 2 an, hebat. Hebat. ck. ck.

Kita sarapan sama nasi uduk pake gorengan ato telor. Tapi akwan ada yg curang, Algi mesen dua! Curang, kita smua kan cuma beli satu, eh dia beli dua bungkus plus 2 telur lagi! Huuu.. hehe..

Oia, hari ini kita kehilangan 2 pejuang, Haroki dan Rizky Fauzi akhirnya memutuskan untuk pulang jadi tinggal tersisa 14 pejuang di sekolah ini.

Nah, karena anak2 pada makan di kamar Jacko, dan kalian tau sendiri gimana klo anak ikhwan makan jadilah kamar Jacko jadi kapal belah (abis masa kapal pecah, emang gelas). Nah yg lebih ngeselin lgi, stelah makan anak2 dengan enaknya meniggalkan kamar tercintaku begitu saja, makin belah lah kamar ku ini. Dan yang terakhir, karena sang pemilik kamar pun malas untuk membersihkan kamar, dan sama seperti yang lain pergi begitu saja. Maka tenggelamlah kapalku ini, hahaha..

Well kawan, pagi ini Alif, Angga dan OB punya rencana buat menikmati makna liburan sebenarnya. Kita mo berenang di Cikole (Kolam renang terdekat dengan CM). Abis makan kata Alif tadi, kita semua langsung jalan tanpa mandi dulu. Jelas, karena kita mau berenang tapi sebenarya emang karena kita ga punya niat buat mandi, hehe.. Dan ternyata Ridho Rhoma Nursyahid juga mau ikut. Jadilah empat anak gunung sekawan gila siap untuk mengacak-ngacak Pandeglang.

Hari itu Pandeglang sepi bgd, karena emang bertepatan pada hari pencoblosan eh pencontrengan dan waktu itu sekitar jam 10an yang artinya pas rame2nya pada nyontreng. Sekolah yang tadinya masih di jaga pa Satpam yang pantang mengenal libur itu akhirnya harus kita jaga, karena para Satpam juga warga negara yang baik dan pengen nyontreng.

Karena ga da ojek, kita berempat sepakat untuk jalan ke maja (8ooooo cm deh dari sekolah) nah dari situ kita naik angkot ke Cikole. Dan kawan, tahukan kamu setelah perjalanan (kita bener2 jalan) yang panjang kita tiba di Cikole, dan ternyata Cikole masih TUTUP! Dan baru buka jam 11.30, dan itu artinya kita harus nunggu satu setengah jam buat mandi eh bukan berenang.

Kita bingung, mo jalan-jalan keliling pandeglang sambil nunggu buka, kita malu karena kita semua blom pada mandi. Mo balik lagi ke atas, males juga karena artinya kita harus jalan kaki lagi. Akhirnya setelah merenung dan menggelar RAPIMNAS (lho?) kita putuskan untuk ke Cikoromoy, sebuah kolam renang alami yang airnya langsung dari gunung.

Cikoromoy itu sekitar setengah jam dari dari Cikole. Dan harus menggunakan 2 kali angkutan umum. Nah, kali ini kita mau coba cara yg ga konvesional. Kalo yang konvesional kita harus pake angkot, kita coba pake bis murni yang terkenal karena kenyamanannya (hhehe..). Oia bis ini punya beberapa kelebihan loh:

  1. Bis ini selalu kosong, masalahnya sepenuh apapun kursi di bis ini, Sang kenek selalu berteriak "Ayo kalideres! Kosong! Kosong! Duduk! Duduk!" Bis ini ga bisa disebut penuh kalo koridor di tengah bis ini masih kosong dan belum dipenuhi sama penumpang yang berdiri.
  2. Bis ini multi fungsi, bukan cuma bisa bawa orang ato barang, tapi juga hewan! Terakhir Alif liat, bis ini berhasil menghantarkan 30an bebek yang disimpan dibawah kursi penumpang dari pandeglang ke serang! Luar Biasa!
  3. Bis ini menggambarkan harga diri bangsa Indonesia di depan bangsa asing! Percaya ga,alif pernah liat bule di bis murni, bukan cuma sendiri tapi juga lengkap dengan istri dan anaknya yang berumur sekitar 2 tahunan. Bisa kalian bayangin gimana perasaan mereka naik bus super nyaman ini, hehe..
  4. Bus ini bisa juga berfungsi sebagai pasar berjalan, setiap bis ini masuk terminal Pakupatan. Percaya ato engga, akan ada sekitar 20 pedagang asongan masuk ke bis. Bisa kalian bayangin, bis yang udah penuh ini dimasukin lagi sama sekitar 20 pedagang asongan, dan bukan cuma jual rokok ato tissue, di sini juga para pencari nafkah ini menjual minuman, buah, lontong, gorengan, keripik, gantungan, sampe ke korma. Kebayangka betapa "pasar"nya bis ini.

Cikoromoy begitu mengesankan, harga masuknya hanya 3000 perak, dan itu pun kalo ada yang jaga, klo lagi beruntung bisa nyelonong az. Airnya langsung dari gunung dan semuanya serba alami, kolamnya dasar batu, bahkan ada ikan kecil yang ikut berenang di kolam umum. Kalo kalian bawa kacamata renang ke sana dan mencoba untuk menyelam, Subhanallah kalian akan melihat padang rumput di bawah air, lumut-lumut di kolam, jika terlihat dari dalam, akan terlihat seperti padang rumput hijau yang luas di bawah air. Ini yang jarang alif dapatkan di kota Tangerang, dimana semua kolam sudah menggunakan keramik dan air kaporit.

Setelah puas menikmati mandian cahaya matahari di atas ban, kita mutusin buat balik. Di perjalanan pulang Alif menemukan hal lain lagi yang sekarang sudah mulai mendekati kepunahan di kota-kota besar, jajanan masa kecil. Disana alif baru liat yang namanya gula palu, sebuah jajanan khas pedesaan yang untuk menikmatinya kita harus "memalu" terlebih dahulu. Baru liat lagi yang namanya cilok, yang klo dulu beli pasti pelastiknya bocor lagi-bocor lagi karena salah nusuk. Kenangan kembali ke masa kecil, waktu alif dibegoin sama tukang gulali buat nuker gunting sama 3 batang gulali, waktu alif paling sering ngitungin gambaran dan nyari "gacokan", waktu alif paling sering beli kelereng karena kalah mulu, waktu jajan Cuma 2000 perak sehari, sungguh indah kenangan masa kecil.

Kita sampai di sekolah lagi sekitar pukul 2, dalam kondisi perut kenyang (kebanyakan makan cilok) dan badan pada remuk karena berenang sama berjalan ribuan centimeter. Siang itu, bantal dan guling kita yang paling setia.

Kehidupan baru mulai terasa hidup kembali sekitar pukul 5, dmana kita lagi pusing nentuin makanan yang akan jadi makan malam kita mala itu. Jadilah keputusannya Faizal, sang PJ kita akan membeli lauk dan para kaum ibu akan memasak nasi. Setelah sholat isya di masjid, kita langsung ngumpul di asrama putri II. Tapi apa mau dikata, sepertinya para kaum ibu kita ini belum terlalu mahir dalam memasak nasi (halah kayak bisa az lo lif!) ternyata nasinya belum jadi, hehe..

Malam itu makanya sederhana az cuma telor, tempe sama ati ampela dan sepotong kertas nasi dipake berdua (karena kita ga da yg mau repot-repot nyuci piring nantinya), tapi moment yang kayak gini yang jarang ada, cuma 15 orang (ditambah alumni satu) makan makanan apa adanya dengan nasi masak sendiri, kerasa banget persatuan dan kebersamaannya. Sekali lagi, moment yang jarang ditemuin di hari-hari biasa.

Seperti biasa, malam iu kita habiskan dengan nonton bareng, High School Musical 3 dan Mummy 3 menjadi film yang beruntung kita pilih. Karena itu malam terakhir kita ber-"survival" kita puas-puasin buat nonton, kalo malem pertama kita nonton Cuma sampe jam 12, malem itu kita nonton sampe jam 2 (berarti kalo ada semalem lagi bisa sampe shubuh kita nonton) walaupun sebenernya Alif tepar di awal film Mummy 3, pas bangun semuanya dudah pada beres-beres.

Malam terakhir, esok hari anak-anak akan datang dengan senyuman menghiasi wajah mereka karena telah bertemu orang tua tercinta mereka. Tapi bukan berarti kita, 16 orang yang bertahan tidak bisa tersenyum, kita memiliki pengalaman yang luar biasa selama 2 hari ini, masak sendiri, sekolah sepi, begadang, menguasai masjid, menguasai asrama, bahkan menguasai labcom. Kita tidak tersenyum, kita tertawa, tertawa bahagia karena waktu bertemu dengan kedua orang tua tercinta terbayarkan oleh pengalaman luar biasa menjadi 16 siswa yang bertahan di tengah hutan, tanpa disediakan makanan, tanpa pembimbing, selama 2 hari.

Thanks for all..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar