Lembaran Mimpi

Sabtu, 07 Mei 2011

Alif

Karya Rahmi Suci Ramadhani

Background: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Penulisan. Temanya yaitu menuliskan tentang profil seseorang yang menginspirasi (tetapi tidak boleh yang sudah terkenal, cakupannya teman/saudara/sahabat). Harus dikumpulkan Sabtu, 7 Mei 2011 paling lambat pukul 23.59 WIB. Menulis tidak lebih dari 3300 karakter (tanpa spasi) tetapi tidak boleh kurang dari 3000 karakter (tanpa spasi). Menulis seobjektif mungkin tentang seseorang, meminimalisasi unsur subjektivitas.


Dengan izin yang tidak dibalas oleh yang punya nama, dengan keputusan sepihak saya tetap menulis. hahaha :) ternyata sulit untuk tidak subjektif, jadi bodo amat ah.. :p



Alif


Ada beberapa "alif" yang memori otak saya simpan. Alif, huruf hijaiyah pertama. Alif, tokoh utama trilogi Negeri 5 Menara karya Achmad Fuadi. Juga Alif, nama beberapa orang teman di kampus. Tetapi ada satu "alif" yang saya paling saya ingat karena inspirasinya dalam hidup saya. Namanya Muhammad Alifa Farhan, dipanggil Alif.


Jika saya tidak salah ingat, Alif lahir di Bogor pada 3 September 1992, kurang dari setengah tahun lebih awal dari tanggal kelahiran saya. Saya tidak mengenal Alif sebelumnya sampai kami sama-sama menuntut ilmu di tanah Pandeglang, Banten. Alif berasal dari Cipondoh, Kota Tangerang dan saya berasal dari Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, dua daerah di Provinsi Banten yang cukup jauh jaraknya.


Lebih dari tiga tahun yang lalu pertama kali saya bertemu dengan Alif di kelas pertama kami di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School. Pada saat itu, saya dan teman-teman baru di SMA sedang berkumpul untuk memilih ketua kelas. Alif terpilih menjadi ketua kelas. Waktu itu, saya adalah salah satu dari sejumlah orang yang memberikan suara untuknya. Jika mengingat alasan saya memilih Alif sebagai ketua kelas membuat saya ingin tertawa. Alasan saya simpel saja, saya menghargai orang yang menghargai waktu dan menurut saya memakai jam tangan adalah salah satu indikator seseorang menghargai waktu. Hanya asumsi sebenarnya, tapi asumsi yang saya yakini kebenarannya. Dari tiga calon yang mengajukan diri pada saat itu, hanya Alif yang memakai jam tangan.


Alif adalah siswa yang cerdas dan aktif. Bukan hanya di bidang akademik, Alif juga pandai di bidang olahraga. Dia punya kemampuan komunikasi dan jiwa kepemimpinan yang baik. Selama dua semester duduk di kelas yang sama, Alif adalah salah satu pesaing terberat saya dalam bidang akademik. Saya masih ingat bagaimana saya dan Alif berkompetisi untuk memperoleh peringkat pertama di kelas, meskipun akhirnya kami berdua sama-sama tidak mendapatkannya. Persaingan kami tidak berakhir di situ, naik ke tahun kedua di SMA kami memasuki kelas yang berbeda. Alif memilih jurusan IPA, sementara saya memilih jurusan IPS. Alif menantang saya untuk menjadi yang terbaik di bidang kami masing-masing dan lulusan terbaik angkatan kami. Tantangan yang menjadi motivasi bagi saya. 19 Juni 2010, hari kelulusan kami dari sekolah menengah atas. Utang kami terbayar, lunas. Kami sama-sama menjadi lulusan terbaik.


Dua hal yang tidak pernah lepas dari Alif, semenjak saya mengenalnya, adalah semangat yang menggebu-gebu dan motivasi yang tinggi. Alif adalah orang yang mempunyai mimpi yang besar dan punya cara sendiri untuk mewujudkannya. Darinya saya belajar bagaimana menjadi orang yang besar dengan mimpi yang besar untuk diwujudkan. Saya belajar menuliskan apa yang saya ingin capai dan berjuang mendapatkannya. Alif yang mengajarkan saya bahwa kita harus percaya pada potensi yang kita punya, membuat mimpi setinggi dan sebesar mungkin, dan yakin kita bisa meraihnya.


Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Institut Teknologi Bandung. Alif diterima di keempat perguruan tinggi tersebut sebelum akhirnya memutuskan pilihan pada Institut Teknologi Bandung. Mahakarya dari perjuangan yang ia lakukan untuk melanjutkan pencapaian cita-citanya. Sepuluh tahun dari hari kelulusan SMA, 19 Juni 2020, adalah tantangan berikutnya, tanggal pertemuan kami untuk sama-sama membuktikan hasil perjuangan.


Hasil dari perjuangan kita sebenarnya akan dengan mudah digambarkan hanya dengan melihat seberapa besar perjuangan dan usaha kita untuk mendapatkannya. "Berapa harga yang ingin Anda bayar untuk mimpi-mimpi Anda?"

Kalimat pernah dikatakan Alif adalah alasan mengapa saya ingin menuliskan sedikit tentangnya. Karena ialah yang mengingatkan saya tentang nilai dari sebuah perjuangan. Tentang setiap tetes keringat yang akan selalu dibayar oleh Allah.|


PS: someone-in relationship-with-Alif, saya minta izin ya nulis tentang si alip hehe :p

barusan Alifnya bales sms, tapi tulisannya udah terlanjur dikirim dan dibuat hahaha

makasih ya, Alif :D

maaf kalo banyak yang ngaco


Wah luar biasa kaget pas baca tulisan ini, tapi tulisan ini menggambarkan kepada saya bagaimana orang memandang saya dari sudut pandang yang bukan diri saya. Terima kasih banyak kepada rival terbaik saya Rahmi Suci Ramadhani :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar